sebelum dan sesudah saya mau mengucapkan terimakash pada teman yang mengirim Email untuk meminta posting tentang memilih power supply yang baik dan benar, g basa-basi lagi cekodott....!
seperti gambar itu power supply milik saya, pada saat merakit PC dulu lebih mementingkan penggunaan processor, video card, RAM,
ataupun komponen lainnya yang digunakan pada sistemnya. Semua ingin
menggunakan komponen yang berkualitas, namun untuk PSU sering
terlupakan. PSU yang menjadi penyuplai tenaga untuk semua komponen PC
juga sangat penting untuk diperhatikan, all-hasil
kurang maksimal
Power supply sering
dianggap menjadi bagian yang remeh dalam pemilihan komponen PC. Buktinya
bisa ditanyakan langsung kepada penjual PC rakitan. Tidak jarang
seseorang menginginkan PC yang hebat, dengan pilihan processor terkini,
motherboard terhebat, dual video card, RAM gigabyte, dengan harddisk
kapasitas ekstra tercepat. Semua dari merk ternama.
Namun untuk pembelian power supply, hanya sekadar mengandalkan yang
tersedia dari PC case. Atau mengetahui beban maksimal yang dapat
ditangani. Bahkan untuk membeli sebuah power supply seharga kisaran
US$100 terkadang sudah menjadi pertimbangan sendiri. Padahal bagian
terpenting yang menyuplai daya pada sistem Anda, mengambil peranan
sangat penting. Kami ajak Anda untuk mengenalnya lebih dekat dan
menjelajahi power supply. Semua ini mungkin berubah, setelah membaca
pembahasan kali ini.
Apakah Power Supply Itu?
Pada dasarnya power supply
termasuk dari bagian power conversion. Power conversion sendiri terdiri
dari tiga macam: AC/DC Power Supply, DC/DC Converter, dan DC/AC
Inverter. Power supply untuk PC sering juga disebut sebagai PSU (power
supply unit). PSU termasuk power conversion AC/DC. Fungsi utamanya
mengubah listrik arus bolak-balik (AC) yang tersedia dari aliran listrik
(di Indonesia, PLN). Menjadi arus listrik searah (DC) yang dibutuhkan
oleh komponen pada PC.Power supply diharapkan dapat melakukan
fungsi-fungsi berikut ini:
- Rectification: konversi input listrik AC menjadi DC.
- Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan/voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
- Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih “bersih”, bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain.
- Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga,
tergantung pada tingkatan yang diinginkan, beban daya, dan perubahan
kenaikan temperature kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input.
- Isolation: memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.
- Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi),
sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering
untuk auto shutdown jika hal ini terjadi.
Idealnya, sebuah power
supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan output
yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban
daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efi siensi 100%.
Konversi AC ke DC
Untuk konversi dari
listrik AC ke DC, ada dua metode yang mungkin digunakan. Pertama dengan
linear power supply. Ini adalah rangkaian AC ke DC yang sangat
sederhana. Setelah listrik AC dari line input di-stepdown oleh
transformer, kemudian dijadikan DC secara sederhana dengan rangkaian
empat diode penyearah. Komponen tambahan lain adalah kapasitor untuk
meratakan tegangan.
Tambahan komponen yang mungkin disertakan adalah linear regulation,
yang bertugas menjaga tegangan sesuai yang diinginkan, meski daya output
yang dibutuhkan bertambah. Linear power supply dapat Anda temukan pada
DC power adapter sederhana. Ia memungkinkan untuk diproduksi dengan
ongkos yang minimum. Kelemahan utamanya pada tingkat power conversion
dengan efisiensi yang rendah. Berikutnya adalah dibutuhkannya ukuran
transformer yang besar, untuk daya ampere yang besar. Tingkat efi siensi
konversi yang rendah (sekitar 50%), juga menyebabkannya mengeluarkan
panas yang besar saat beroperasi.
Switching Power Supply
Power supply untuk PC
membutuhkan daya besar, dengan tingkat panas yang minim dan tegangan
yang lebih terjaga. Linear power supply tidak cocok untuk hal ini. Maka
digunakan metode switching power supply. Jauh lebih kompleks, tapi
menawarkan tingkat efisiensi dan daya lebih besar. Kelebihan utama pada
kemampuan mengendalikan tegangan output agar tetap terjaga. Pulse Width
Modulation (PWM) adalah sinyal utama yang memberikan perintah, untuk
mengendalikan tegangan, sekiranya terjadi perubahan beban pada output.
Ia dapat bekerja dalam selang waktu singkat, hanya dalam hitungan
microsecond. Secara sederhana, apa yang terjadi pada power supply adalah
sebagai berikut. Input listrik AC 220V via rectifi er (diubah ke DC),
filter (membersihkan dari noise sumber listrik AC). Dimungkinkan juga
ditambah dengan rangkaian PFC (power factor correction). Sejumlah
kapasitor berkapasitas besar juga digunakan untuk lebih meratakan
tegangan.
Rangkaian kapasitor ini juga dihubungkan dengan fi eld-effect
transistor (biasanya oleh MOSFET). Metal-oxide semiconductor fi
eld-effect transistor (MOSFET) terhubung secara serial dengan sisi input
transformer berfungsi sebagai on-off switch. Ia akan mengomunikasikan
(feedback) sekiranya terjadi perubahan daya yang dibutuhkan, berupa
sinyal PWM. Contohnya adalah sebagai berikut, sewaktu jalur 12V DC
membutuhkan arus daya 6A saat PC dengan load normal.
Saat bekerja full load, meningkat hingga 8A, ini akan menyebabkan
tegangan output power supply turun. Feedback dikirim ke sirkuit PWM
dengan adanya perubahan tegangan tersebut, yang akan membuat MOSFET
berubah state menjadi on, dan menyampaikan pada sisi input transformer.
Hasil akhirnya, dalam waktu singkat, tegangan output akan kembali normal
(DC 12V).
Switching power supply memiliki frekuensi
antara 30 kHz-150 kHz (bahkan lebih tinggi lagi). Selang waktu untuk
mengembalikan ke tegangan yang diinginkan tidak akan lebih dari 33
microsecond. Sedangkan dengan linear power supply, menggunakan frekuensi
yang sama dari line AC input (50 Hz untuk Indonesia).
Dengan Upgrade Power Supply, Apakah Menambah Beban Daya dan Tagihan Listrik?
Banyak pengguna PC yang salah kaprah dalam melakukan perkiraan
perhitungan daya listrik yang digunakan. Khususnya untuk hubungannya
dengan power supply. Perlu digaris bawahi di sini adalah power supply
tugasnya adalah menyediakan catudaya yang dibutuhkan oleh system.
Artinya, jika power supply yang digunakan memiliki supply daya 550 W,
sedangkan komponen dalam system hanya membutuhkan catuan daya 350 W,
maka daya yang dibutuhkan power supply hanya 350 W (dikalikan power
factor).
Menggunakan power supply dengan kemampuan suplai daya yang lebih
besar dibandingkan dengan kebutuhan daya sangat disarankan. Power supply
yang bekerja (jauh) di bawah suplai daya maksimal dapat bekerja lebih
maksimal, tanpa harus mengeluarkan panas yang berlebihan.
Untuk masalah daya yang dibutuhkan akan sangat berpengaruh dengan
power factor. Makin rendah power factor, tingkat efi siensi dari power
supply juga semakin rendah. Artinya akan butuh makin banyak input daya
untuk menghasilkan daya yang sama, dibandingkan power supply yang
memiliki power factor yang lebih baik. Karena dalam proses konversi AC
ke DC menjadi lebih efektif, dan makin sedikit daya yang terbuang
menjadi panas. Menggunakan power supply dengan tingkat efisiensi yang
baik, jelas dapat mengurangi pengeluaran. (PCMedia)
0 Comments:
Posting Komentar